ARTIKELUPDATE PUSKESMAS DINOYO

CAPAIAN INDIKATOR SEHAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO

Terdapat 12 indikator untuk menilai tingkat kesehatan di tiap-tiap wilayah kerja Puskesmas Dinoyo. Data ini didapatkan dari hasil wawancara yang telah dilakukan pada 33.327 orang penduduk yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Dinoyo, dengan rincian 7.147 orang di Kelurahan Dinoyo, 8063 orang di Kelurahan Tlogomas, 2532 di Kelurahan Ketawanggede, 4.162 di Kelurahan Sumbersari, dan 11.424 di Kelurahan Merjosari. Wawancara pertama kali dilakukan pada tahun 2019 dan merupakan data berjalan yang selalu diperbarui sesuai dengan upaya intervensi yang telah dilakukan oleh tenaga kesehatan Puskesmas Dinoyo. Hasil analisis yang ditampilkan akan diperbarui setiap 3 (tiga) bulan. Berikut adalah capaian di keduabelas indikator tersebut.

  1. Mengikuti program Keluarga Berencana (KB)

Penilaian dilakukan pada Pasangan Usia Subur (PUS). Penggunaan KB tidak harus dilakukan oleh suami istri, cukup salah satu saja, bisa suami atau istri. Pasangan dikatakan mengikuti program KB bila menggunakan alat KB. Bila hanya melakukan program KB alami dan kalender maka pasangan dianggap tidak mengikuti program KB.

  1. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan

Persalinan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang memadai akan memastikan ibu dan bayi bisa menjalani proses persalinan dengan risiko minimal. Pemeriksaan kesehatan ibu dan bayi dapat segera dilakukan setelah proses persalinan selesai sehingga keselamatan ibu dan bayi dapat lebih terjamin.

  1. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap

Imunisasi dasar dilakukan untuk mencegah berbagai penyakit yang berakibat fatal. Imunisasi dasar lengkap bagi bayi diberikan mulai usia 0-9 bulan dan bila ada yang terlewat beberapa imunisasi bisa diberikan hingga usia 60 bulan. Imunisasi dasar lengkap terdiri dari Hepatitis B (HB-0), BCG dan Polio 1 (usia 1 bulan), DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2 (usia 2 bulan), DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3 (usia 3 bulan), DPT-HB-Hib 3 dan Polio 4 dan IPV (usia 4 bulan), serta Campak (usia 9 bulan).

  1. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif

Bayi mendapatkan ASI eksklusif selama usia 0-6 bulan. Pada usia tersebut sebisa mengkin bayi hanya mengkonsumsi ASI tanpa tambahan sumber makanan yang lain. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi dapat melindungi bayi dari berbagi macam penyakit serta mendukung perkembangan otak secara optimal.

 

  1. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan

Pemantauan pertumbuhan (berat badan, panjang atau tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkat lengan) dan perkembangan (kemampuan motorik, bicara, berjalan, dan perkembangan lain) pada bayi dilakukan secara rutin mulai usia 0-60 bulan. Salah satu upaya pemantauan tumbuh kembang adalah dengan mengikuti kegiatan Posyandu Balita.

  1. Penderita tuberkulosis (TB) paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
  • Penderita TB

Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit endemik di Indonesia yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis dan merupakan penyakit menular yang dapat menyebabkan kerusakan pada organ yang diserang. TB dapat menyerang berbagai organ seperti kelenjar, tulang, otak dan organ yang lain. Namun, yang umum ditemui di Indonesia adalah TB paru.

  • Penderita TB Berobat secara Teratur

Proses pengobatan TB berjalan cukup lama, umumnya pengobatan berjalan selama minimal 6 bulan. Bila penderita TB mengalami drop out pengobatan, dapat menyebabkan TB resisten obat yang memerlukan proses pengobatan yang lebih lama.

  1. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
  • Penderita Hipertensi

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular. Penyakit kronis ini juga dikenal sebagai silence killer karena sering menyebabkan kematian tanpa menunjukkan gejala apapun. Kondisi ini ditandai dengan tekanan darah diatas 140/80 mmHg.

  • Penderita Hipertensi Rutin Konsumsi Obat

Penderita hipertensi perlu mengkonsumsi seumur hidup. Konsumsi obat dapat membantu mengendalikan tekanan darah sehingga dapat mencegah dampak fatal dari hipertensi, seperti stroke dan serangan jantung.

  1. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
  • Penderita gangguan jiwa

Gangguan jiwa dapat mempengaruhi dan menurunkan kualitas hidup dari penderita serta keluarga penderita secara signifikan. Penderita gangguan jiwa memerlukan pengobatan dan pendampingan. Segera periksakan anggota keluarga anda ke psikiater bila terdapat tanda-tanda gangguna jiwa, seperti perubahan emosi atau perilaku.

  • Penderita gangguan jiwa rutin berobat

Penurunan kualitas hidup bagi penderita dan keluarga penderita gangguan jiwa dapat dicegah bila gangguan jiawa ditangani dengan baik dan sedini mungkin. Dampingi dan ajak berobat penderita gangguan jiwa guna mendapat penanganan yang tepat.

  1. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
  • Perokok

Asap rokok memiliki banyak zat beracun yang berbahaya bagi tubuh. Efek negatif dari rokok tidak hanya pada perokok aktif tetapi juga pada orang-orang yang berada dekat dengan perokok (perokok pasif).

  • Usia perokok

Merokok tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, merokok juga banyak terjadi pada anak-anak atau remaja usia dibawah 18 tahun (usia 0-17 tahun).

  1. Sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

JKN yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan merupakan salah satu upaya pemerintah agar setiap orang dapat memperoleh pelayanan kesehatan. Diharapkan dengan memiliki JKN masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan tanpa perlu khawatir dengan kondisi finansial.

  1. Mempunyai akses sarana air bersih

Sarana air bersih sangat penting untuk menjaga kesehatan. Air bersih juga merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat untuk menjalankan kegiatan sehari-hari.

  1. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat.
  • Ketersediaan dan akses jamban

Akses sanitasi yang layak merupakan indikator penting untuk mewujudkan lingkungan dan keluarga yang sehat. Dengan ketersediaan atau setidaknya memiliki akses penggunaan jamban dapat mencegah penyakit menular akibat buang air besar sembarangan.

  • Kepemilikan jamban sehat

Memiliki atau dapat mengakses jambat tidak cukup. Jamban yang dimiliki harus memenuhi standar yang telah ditentukan agar termasuk dalam kategori jamban sehat. Jamban dikatakan sebagai jamban sehat bila sudah memiliki septic tank.