ARTIKELUPDATE PUSKESMAS DINOYO

FILARIASIS

Pengertian

Filariasis adalah pembengkakan tungkai yang disebabkan oleh cacing filaria. Cacing ini menyerang pembuluh getah bening dan ditularkan melalui gigitan nyamuk.

Penyebab filariasis

Filariasis atau penyakit kaki gajah disebabkan infeksi cacing jenis filaria di pembuluh getah bening. Cacing ini dapat menular antarmanusia melalui gigitan nyamuk.

Meski menyerang pembuluh getah bening, cacing filaria juga beredar di pembuluh darah penderita kaki gajah. Jika penderita kaki gajah digigit oleh nyamuk, cacing filaria dapat terbawa bersama darah dan masuk ke dalam tubuh nyamuk.

Bila nyamuk ini menggigit orang lain, cacing filaria di tubuh nyamuk akan masuk ke dalam pembuluh darah dan pembuluh getah bening orang tersebut. Cacing filaria kemudian akan berkembang biak di pembuluh getah bening dan menyumbat peredaran getah bening sehingga menyebabkan kaki gajah.

Beberapa jenis cacing filaria yang menyebabkan filariasis atau kaki gajah adalah Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timor. Sedangkan jenis nyamuk penyebar cacing filaria adalah nyamuk jenis Culex, Aedes, Anopheles, dan Mansonia.

 

Berdasarkan cara penularannya, seseorang akan lebih berisiko terkena penyakit kaki gajah jika:

  • Tinggal di lingkungan endemik kaki gajah
  • Tinggal di lingkungan yang tingkat kebersihannya buruk
  • Sering digigit nyamuk atau tinggal di lingkungan yang banyak nyamuk

Gejala Filariasis

Berdasarkan gejala, filariasis limfatik terbagi dalam tiga kategori yang meliputi kondisi tanpa gejala, akut, dan kronis.

  1. Tanpa Gejala

Sebagian besar infeksi filariasis limfatik terjadi tanpa menunjukkan gejala apapun. Meski demikian, infeksi ini tetap menyebabkan kerusakan pada jaringan limfa dan ginjal sekaligus memengaruhi sistem kekebalan tubuh.

  1. Filariasis Limfatik Akut

Kondisi ini terbagi lagi dalam dua jenis, yaitu:

  • Adenolimfangitis akut (ADL)

Gejala yang muncul adalah demam, pembengkakan limfa atau kelenjar getah bening (limfadenopati), serta bagian tubuh yang terinfeksi akan terasa sakit, memerah, dan membengkak. ADL dapat kambuh lebih dari satu kali dalam setahun. Cairan yang menumpuk dapat memicu infeksi jamur pada kulit yang merusak kulit. Semakin sering kambuh, pembengkakan bisa semakin parah.

  • Limfangitis filaria akut (AFL)

AFL disebabkan oleh cacing-cacing dewasa yang sekarat akan memicu gejala yang sedikit berbeda dengan ADL karena umumnya tidak disertai demam atau infeksi lain. Di samping itu, AFL dapat memicu gejala yang meliputi munculnya benjolan-benjolan kecil pada bagian tubuh, tempat cacing-cacing sekarat terkumpul (misalnya pada sistem getah bening atau dalam skrotum).

  1. Filariasis Limfatik Kronis

Kondisi ini akan menyebabkan limfedema atau penumpukan cairan yang menyebabkan pembengkakan pada kaki dan lengan. Penumpukan cairan dan infeksi-infeksi yang terjadi akibat lemahnya kekebalan tubuh akhirnya akan berujung pada kerusakan dan ketebalan lapisan kulit. Kondisi ini disebut sebagai elefantiasis. Selain itu, penumpukan cairan juga bisa berdampak pada rongga perut, testis pada laki-laki dan payudara pada perempuan.

 

Diagnosis Filariasis

Metode  standar untuk mendiagnosis infeksi aktif filariasis adalah melalui identifikasi mikrofilaria dalam apusan darah dengan pemeriksaan mikroskopis. Mikrofilaria yang menyebabkan filariasis limfatik bersirkulasi dalam darah pada malam hari (disebut periodisitas nokturnal).

Pengambilan darah harus dilakukan pada malam hari bertepatan dengan munculnya mikrofilaria, dan apusan tebal harus dibuat dan diwarnai dengan Giemsa atau hematoxylin dan eosin. Untuk meningkatkan sensitivitas, teknik konsentrasi dapat digunakan.

Teknik serologi memberikan alternatif untuk deteksi mikroskopis mikrofilaria untuk diagnosis filariasis limfatik. Pasien dengan infeksi filaria aktif biasanya memiliki peningkatan kadar IgG4 antifilaria dalam darah dan ini dapat dideteksi dengan menggunakan tes rutin. Limfedema dapat berkembang bertahun-tahun setelah infeksi, tes laboratorium kemungkinan besar negatif pada pasien ini.

Pengobatan Filariasis

Pengobatan yang dapat dijalani oleh pasien filariasis bertujuan untuk mencegah infeksi bertambah buruk dan menghindari komplikasi filariasis. Untuk mengurangi jumlah parasit dalam tubuh, pasien dapat mengonsumsi obat cacing, seperti ivermectin, albendazole, atau diethylcarbamazine.

Setelah diberikan obat-obatan tersebut, cacing penyebab kaki gajah akan mati. Pembengkakan kelenjar getah bening pun mereda dan aliran getah bening kembali lancar.

Bila filarisis sudah menimbulkan pembengkakan di tungkai dan kaki, ukurannya tidak dapat kembali seperti semula. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan kaki yang bengkak, antara lain:

  • Istirahatkan tungkai dan selalu jaga posisi tungkai lebih tinggi, saat duduk atau berbaring.
  • Gunakan stocking kompres, sesuai anjuran dokter.
  • Bersihkan bagian tungkai yang bengkak dengan air dan sabun setiap hari.
  • Jika mengalami luka, segera bersihkan luka dengan antiseptik.
  • Gerakkan tungkai melalui olahraga ringan untuk menjaga kelancaran aliran getah bening di bagian yang bengkak.

Jika pembengkakan tungkai sudah sangat parah, atau jika terdapat pembengkakan skrotum (hidrokel), pasien bisa menjalani operasi untuk mengecilkan pembengkakan tersebut. Operasi yang dilakukan akan mengangkat sebagian kelenjar dan pembuluh limfa yang mengalami infeksi.

Kaki yang sudah mengalami pembengkakan akibat filariasis tidak dapat kembali normal. Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan filariasis sangat penting untuk dijalankan, terutama bagi orang yang berisiko terkena penyakit ini.

 

Pencegahan Filariasis

Langkah utama untuk mencegah kaki gajah adalah dengan menghindari gigitan nyamuk. Hal ini sangat penting dilakukan, terutama di daerah endemik kaki gajah.

Untuk memaksimalkan perlindungan terhadap gigitan nyamuk, Anda dapat melakukan langkah-langkah sederhana berikut ini:

  • Mengenakan baju dan celana panjang
  • Mengoleskan losion antinyamuk
  • Tidur dalam kelambu
  • Membersihkan genangan air di sekitar rumah